Kita Terlalu Sibuk Berbicara Mengenai Umur
Seiring dengan pelantikan dewan legislatif kita, muncul berita-berita terkait dengan dilantiknya seorang anggota DPR dengan umur termuda. Belakangan ini juga, gelombang untuk mengedepankan anak muda memang sedang ramai-ramainya. Justin Trudeau dianggap sebagai pemimpin dunia berusia muda yang cukup berpengaruh. Malaysia juga memiliki Yeo Bee Yin serta Syed Saddiq Syed Abdul Rahman, dua menteri berumur di bawah 40 tahun. Greta Thunberg juga sosok pemudi yang sangat lantang berbicara mengenai iklim.
Problemnya, kita terlalu sibuk berbicara tentang umur ketimbang substansi. Lagi-lagi, kita terjebak dalam penilaian mengenai cover buku ketimbang isinya.
Tentu, apa yang disampaikan dan dilakukan oleh Thunberg adalah sesuatu yang luar biasa. Tentu, Trudeau, Bee Yin serta Saddiq juga merupakan orang luar biasa yang masing-masing berkontribusi untuk negaranya.
Tentu dengan semakin mudanya seseorang, mereka akan memiliki semangat pemuda yang cenderung membawa perubahan.
Tapi sejatinya, apa yang sejatinya lebih penting: Umur mereka atau tindakan mereka?
Tanpa mengurangi rasa hormat saya kepada siapapun yang berhasil sukses di usia muda, saya rasa sejatinya kita perlu mundur ke belakang untuk melihat dengan lebih jelas bahwa prestasi dan sumbangsih bagi negara selayaknya tidak memandang umur.
Di usia berapapun anda dapat berkontribusi dan juga berprestasi. Di usia berapapun anda dapat berbicara dengan lantang selama apa yang anda utarakan adalah sesuatu yang brilian. Di usia berapapun anda dapat mewujudkan mimpi anda.
Pribadi yang menyombongkan diri sukses kuliah di luar negeri di usia muda namun didukung oleh jutaan Dolar keluarga, menurut saya, kalah impresif dengan orang-orang tua yang seumur hidupnya berjerih payah dari nol untuk menyekolahkan anak-anaknya.
Pun sebaliknya, orang-orang tua berdasi dan jas rapi yang terjebak dalam kenyamanan serta pola pikir sempitnya di atas kursi kekuasaan, menurut saya, kalah impresif dengan anak-anak muda yang masih ingusan tapi sadar dan peduli terhadap masalah bangsanya.
Ini bukan masalah umur. Ini masalah jiwa.
Banyak anak muda sudah tak lagi berjiwa muda. Banyak pula orang tua tapi semangatnya selayaknya anak muda.
Semoga kita selamanya berjiwa muda, meskipun umur kita akan semakin menua tiap harinya.